Disini Aku Belajar Banyak Hal
Aku, Nisa Aini. Sekarang sedang menempuh jenjang kuliah mengambil program D3 Gizi di Institut Pertanian Bogor. Ya, aku termasuk orang yang beruntung masih diberi kesempatan untuk berkuliah.
Seperti judulnya, disini aku belajar banyak hal.
Di Gizi aku banyak belajar hal, memang tak nampak, tetapi coba dipikirkan baik-baik.
Baju. Sebelumnya aku akan memberitahukan suatu hal. Di Gizi, kami berbeda dengan jurusan-jurusan yang lain di IPB. Karena Gizi satu-satunya jurusan tidak diperbolehkan memakai baju bebas. Sebenarnya peraturan IPB membolehkan semua mahasiswa/i-nya memakai baju bebas asalkan berkerah, tidak menggunakan jeans tentu saja sopan. Tetapi di Gizi dibuat peraturan lagi yang mewajibkan agar mahasiswa/i Gizi menggunakan pakaian putih hitam setiap hari, ditambah rompi dan dasi batik. Banyak orang yang beranggapan apabila melihat orang yang berpakaian seperti kami tentu saja tidak akan mengira kami berkuliah di IPB. Tidak sedikit aku mendengar cerita dari temanku bahwa banyak orang yang menganggap mereka seperti orang yang bekerja di perhotelan, penjaga toko. Belum lagi saat kami menggunakan baju masak, ada saja yang mengira kami tukang kue dan lain-lainnya.
Dari sini aku berpikir suatu hal, “Don’t Judge Book From The Cover”. Sudah tidak seharusnya kita menilai seseorang berdasarkan penampilan. Memang ada yang bilang bahwa penampilan itu mencerminkan kepribadian seseorang. Tetapi siapa sangka, untuk jaman sekarang sudah berbeda tentunya (menurutku). Jadi, jangan menilai kualitas seseorang berdasarkan apa yang dia gunakan. Bukan kuantitas yang dibutuhkan, melainkan kualitas. Untukku memang tak penting orang mau mengira aku apa, mau menganggapku rendah atau apa. Cukup aku dan Tuhan yang tahu :p
Memasak. Di Gizi, kami diajari praktek memasak disana. Sebenarnya kami diajari memasak disini bukan berarti saat lulus nanti akan bekerja untuk memasak. Misal dirumah sakit, kami hanya menyusun menu untuk orang sakit dan ada orang lain lagi yang memang ditugaskan memasak. Sebelum aku berada disini, memang skill masak aku belum apa-apa. Hanya sekedar bisa memasak mie, air, nasi goreng, dan telur mata sapi. Setelah 3 semester telah ku lalui, aku merasa kemampuan memasakku bertambah banyak, tentu masih jauh bandingannya dibanding Chef ya :p
Semester 3 frekuensi memasak kami di kampus adalah 3 kali dalam 1 minggu. Kadang aku sering mengeluh merasa beban ini terlalu berat (agak berlebihan juga ya :p) belum lagi ketika aku masak yang memakan waktu setengah hari karena memang lama waktunya. Pulang ke rumah langsung tempat tidur saja yang dituju, belum lagi jika ada tugas-tugas kuliah yang belum aku selesaikan, pasti bawaannya ingin marah-marah karena lelah yang sebenarnya belum seberapa ini. Tersirat aku berpikir, bagaimana menjadi ibuku yang sekarang? Aku baru seperti ini saja mengeluhnya bukan main seperti orang yang kerjanya seharian mengangkat batu yang berton-ton merasanya. Ibu yang memasak setiap hari, membersihkan rumah, mengurus anak-anaknya, melayani ayah, tetapi tidak pernah mengeluh seberat seperti aku. Ibuku selalu bilang, “Secantik-cantiknya wanita, sesukses-sukses karirnya wanita, pasti akan masuk dapur juga. Itu sudah kodrat wanita. Lelaki manapun menginginkan wanita yang bisa memasak, mengurus rumah dan anak. Tidak usah yang namanya mengandalkan pembantu. Kalau tidak dibiasakan dari sekarang nanti sampai berkeluarga nanti tidak akan terbiasa.” Begitulah kata-katanya yang selalu diucapkan ketika aku sedang disuruh sesuatu tetapi aku sedang malas melakukannya. Jadi, belajarlah menjadi ibu mulai dari sekarang
Gizi Kelompok Khusus dan Dietetik Penyakit Infeksi dan Gizi Kurang. Dua mata kuliah yang aku dapatkan ini special sekali. Banyak sekali ilmu yang aku dapatkan disini terutama masalah Gizi dan kesehatan. Aku berniat ingin menerapkan apa yang telah aku pelajari di masa depanku mendatang saat aku sudah berkeluarga nanti.
Selain ketiga hal itu, tentu masih banyak yang lainnya yang aku dapat tanpa aku sadari. Belajarlah mengambil manfaat dari sesuatu yang kita jalankan. Semangat ya! :D
Nisa Aini
2 comment
bner sayang jangan menilai orang dari penampilan saja, tapi kenali dirinya....
ReplyDeleteasiiiikk..haha..
ReplyDeleteGive me more example :p