Dibalik Seorang Lelaki Sederhana
Aku mengenal sesosok lelaki yang sangat sederhana hidupnya. Jauh dari perhatian dan kemewahan. Hidupnya biasa saja, saat mahasiswa tidak memperoleh predikat cum laude, tidak perduli dengan jenis pakaian yang dia kenakan walau terkesan tidak modern. Kacamata yang dia kenakan pun sudah tak layak pakai, agak berkarat dan modelnya sudah ketinggalan jaman, tapi ia tidak peduli karena paksaan ekonomi. Melihat keadaan sepatunya rasanya ingin sekali menitikan air mata. Kalau aku jadi dia mungkin aku lebih baik memakai sendal jepit daripada sepatu itu. Mau mengajakku makan enak di restaurant pun mungkin harus menabung dulu. Dia yang ku kenal 4 tahun yang lalu.
Sekarang...
Sekarang keadaan telah berubah, dia telah mendapatkan segalanya. Pernyataanku sebelumnya telah hilang dari dirinya. Dia telah mendapatkan hasil dari jerih payahnya sendiri selama ini. Buah dari rasa sabar, ikhlas, dan selalu bersyukur atas apapun yang telah di dapatnya. Tidak pernah merasa iri dengan apa yang orang lain punya.
Aku saksi atas kesuksesan dirinya. Aku kagum, terharu, bangga.
Dia...
Dia, yang akan menjadi calon suamiku kelak tahun ini.
Aku selalu berdoa, tetap menjadi lelaki yang selalu sederhana dan murah akan ilmu yang kau punya.
Tetap membimbingku menjadi lebih baik, tetap membuatku merasa bangga menjadi wanita yang paling beruntung bisa menjadi calon istrimu kelak, Insha Allah.
Terima kasih ♡
-NA-
0 comment