Percaya Mimpi dalam Menata Masa Depan

by - Sunday, June 09, 2013

Baru sadar, kemana aja saya selama ini.
Memimpikan masa depan yang terencana bersama calon suami ke depan, tapi hanya sekedar memberikan semangat kepada si mas tanpa ikut berusaha.
Setelah saya pikir itu sangat tidak adil untuk hasilnya nanti.

Kenapa saya tidak ikut berusaha bersamanya? Bisa dimulai dari hal kecil.
Sebagai seorang wanita, tentu sudah menjadi kewajiban para wanita dapat mengatur keuangan di rumah tangga nanti. Coba membatasi mana yang harus dibeli mana yang tidak, mana yang primer mana yang sekunder walau terkadang suka "lost control".

Pekerjaan saya terbilang belum tetap karena saya hanya menjadi seorang staff + instruktur bahasa Inggris di sebuah lembaga kursus bahasa karena belum lagi mendapatkan pekerjaan yang tetap sesuai dengan jurusan saya kuliah, namun apa salahnya saya ikut menabung bersama si mas walau bisa dibilang salary saya tidak seberapa dibanding salary si mas. Tapi saya yakin dengan usaha berdua tersebut bisa sedikit mempercepat rencana masa depan kami nanti.

Dahulu mungkin saya masih egois, berfikiran bahwa hanya harus seorang laki-laki yang berusaha tanpa wanita ikut andil dan hanya menerima hasilnya. Namun, jika hal itu terus menerus diterapkan, saya rasa mungkin kami tidak akan memperoleh goals yang kami inginkan. Kami ingin menjalani hidup berdua, namun kenapa mesti hanya satu orang yang berusaha? Itu bukan hidup berdua namanya. Mulai berfikir ke depan bagaimana caranya agar tidak lagi memikirkan untuk diri sendiri. Menjadi wanita hebat dibelakangnya, selalu memberikan dukungan dan terus mendoakannya agar dilancarkan apa yang kami rencanakan dan paling penting ikut berusaha bersamanya.

Masa depan menurut saya harus direncanakan, agar kita tahu arah hidup kita ke depannya bagaimana. Dimulai dari rencana jangka pendek lalu rencana jangka panjang. Tidak perlu takut dengan apa yang kita dapatkan hari ini, walau ibaratnya belum mendapatkan pekerjaan, tetap harus mempunyai rencana masa depan nanti. Toh, tidak ada larangan apakah masa depan sukses itu hanya untuk orang yang mempunyai pekerjaan bagus. Bagus belum tentu mulia. Asal kita mau berusaha, apapun akan ada hasil.

Tentang mimpi, pasti selalu ada hal besar yang kami selalu cita-citakan. Salah satu contohnya, ketika kami sedang diluar jalan-jalan lalu melihat "mobil impian" saya yang terbilang harganya 300 juta ke atas, lalu saya bilang ke si mas, "Ah, mobil impian. Mungkin ga sih kita punya ini nanti?" Dengan enteng mas menjawab, "Insha Allah, nanti kalau ada rejekinya pasti kebeli kok." Walau terdengar seperti jawaban menghibur, tetapi itu adalah jawaban kekuatan kepercayaan rejeki sebenarnya.

Mas selalu bilang, 
Jangan pernah menyepelekan rejeki dari Tuhan. Kita ga pernah tahu kehidupan kita nanti seperti apa. Bisa saja apa yang kita impikan selama ini bisa tercapai di masa mendatang, we never know. Yang pasti jangan suka negatif thinking. Segala sesuatu yang kita inginkan percaya saja itu mungkin akan terjadi, apa susahnya meng-aamiin-ni segala ucapan yang baik. Omongan itu adalah doa. Jangan takut untuk bermimpi besar, selama kita masih mau berusaha dan sabar, insha Allah, Allah pasti akan mengabulkannya.
  
Semoga kita bisa menata kehidupan ke depannya lebih baik dari yang sebelumnya.
Let's arrange our future! :)

You May Also Like

0 comment

She Writes Her Stories©. Powered by Blogger.